Minggu, 21 Oktober 2007

Akhlaqul Karimah adalah Air Kehidupan Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rohmah

Renungan Hari Kedelapan

AKHLAQUL-KARIMAH ADALAH AIR KEHIDUPAN
KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA ROHMAH
~ Ust. H. Ir. Anom Wiratnoyo, MM. bin Sutardjo ~

Allah SWT berfirman (QS 6:12) :
“Dia telah menetapkan atas diri-Nya Ar-Rohmah”
Allah SWT berfirman (QS 6:54) :
“Tuhan kalian telah menetapkan atas diri-Nya Ar-Rohmah”
Allah SWT berfirman (QS 21:107) :
“Dan tiadalah Kami mengutus engkau melainkan untuk menjadi rohmat bagi semesta alam”
Allah SWT berfirman (QS 68:4) :
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berakhlaq yang agung”

Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq mulia”
Rasulullah SAW bersabda :
“Kebanyakan manusia yang masuk ke dalam surga adalah yang bertaqwa dan berakhlaq yang baik”

Pada renungan kita sebelumnya telah dijelaskan bahwa makna rohmat Allah SWT adalah segala sesuatu kebaikan yang membuka jalan bagi manusia untuk ma’rifat kepada Allah SWT. Baik ma’rifat kepada Zat Allah SWT, ma’rifat kepada Sifat Allah SWT dan ma’rifat kepada af’al (perbuatan) Allah SWT. Termasuk di dalamnya ma’rifat kepada ilmu dan amal beribadah kepada Allah SWT. Jika bukan karena rohmat Allah SWT kita tidak akan mengerti bahwa harus beribadah, tidak mau untuk beribadah, dan tidak mampu melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Bentuk rohmat Allah SWT adalah meliputi segala sesuatu, sebagaimana firman Allah SWT (QS 7:156), “Dan rohmat-Ku meliputi segala sesuatu”. Seluruh yang di dalam diri manusia dan yang di luarnya. Seluruh benda mati sampai makhluk hidup. Seluruh yang di tanah, di air, di udara dan di langit. Seluruh ilmu pengetahuan, teknologi dan hasil serta perkembangannya. Seluruh perilaku manusia individual dan sosial maupun lokal dan global. Seluruh pencapaian manusia secara materi, fikiran, mental dan spiritual. Semua adalah wujud Rohmat Allah SWT di dunia.
Untuk menyempurnakan rohmat-Nya dan agar manusia dapat memandang dan merasakan dengan lebih jelas kepada rohmat-Nya itu Allah mengutus Nur-Nya. Nur itu adalah Rasulullah SAW, sebagaimana firman-Nya (QS 5:15), “Sesungguhnya telah datang kepadamu Cahaya dari Allah dan Kitab yang menerangkan”. Bahkan Allah SWT mewakilkan sifat rohmat-Nya pada Rasulullah SAW, sebagaimana firman-Nya (QS 21:107) , “Dan tiadalah Kami mengutus engkau melainkan untuk menjadi rohmat bagi semesta alam”. Untuk tugas sebagai cahaya rohmat, bahkan sebagai rohmat itu sendiri bagi semesta alam, Allah SWT menganugerahkan kepada Rasulullah SAW sifat akhlaq yang agung, sebagaimana firman-Nya (QS 68:4), “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berakhlaq yang agung”.
Rasulullah SAW adalah rohmat bagi seluruh makhluk. Baik manusia maupun jin. Orang mukmin maupun kafir. Perempuan maupun laki-laki. Manusia, hewan, tumbuhan maupun benda mati. Dan Rasulullah SAW mendahulukan sifat rohmat itu bagi dirinya sendiri sebelum kepada orang lain, sehingga beliau SAW memiliki perilaku akhlaq yang agung. Dalam hadits yang diriwayatkan Sayyidina Abu Hurairah ra dikatakan, “Orang-orang berkata :’Wahai Rasulullah berdo’alah agar orang-orang musyrik ditimpa azab’. Rasulullah menjawab :’Aku diutus bukan untuk mengutuk melainkan sebagai rohmat”.
Rasulullah SAW adalah orang yang paling sabar, paling zuhud dan paling dermawan. Beliau tidak pernah membentak perempuan dan anak-anak. Juga tidak kepada orang miskin dan peminta-minta. Beliau tidak pernah menolak orang yang akan menemuinya dan tidak pernah menolak permintaannya selama tidak menyalahi syariat dan tidak memutuskan tali silaturahim. Beliau tidak pernah mencela makanan. Jika ada makanan beliau makan, jika tidak beliau puasa. Tidak pernah pula mencela tempat tidurnya, jika tidak ada beliau tidur di tanah. Cukuplah kita ambil hadits dari Siti Aisyah untuk menggambarkan akhlaq Rasulullah SAW. “Akhlaq Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an”.
Mengapa Rasulullah amat sangat mendahulukan akhlaq dalam dakwah dan menegakkan risalah-Nya. Karena akhlaq adalah pintu masuk penerimaan, penyerahan diri dan keridloan. Jika Rasulullah SAW mendahulukan isi dakwah, semisal iman kepada Allah, tanpa mengedepankan akhlaq, pasti tak seorangpun dari Quraisy Makkah yang mau menerima ajakannya itu. Walaupun keadaan iman itu adalah benar dan dapat dibuktikan kebenarannya, pintu hati orang telah tertutup untuk menerimanya karena akhlaq tidak menyentuh ke dalam hatinya.
Jika Rasulullah SAW adalah rohmat bagi semesta alam, maka seorang ayah adalah rohmat bagi keluarganya. Rasulullah SAW mengajak manusia beriman kepada Allah ta’ala, Ayah pun mengajak keluarganya untuk beriman kepada Allah ta’ala. Rasulullah SAW mengajak manusia untuk melaksanakan syariat Islam, Ayah mengajak keluarganya untuk melaksanakan syariat Islam. Rasulullah SAW mengajak manusia melaksanakan kebaikan, Ayah mengajak keluarganya melaksanakan kebaikan. Rasulullah SAW melarang manusia untuk berbuat dzolim, Ayah melarang keluarganya berbuat dzolim. Rasulullah SAW melarang manusia berbuat ma’siyat, Ayah melarang keluarganya berbuat ma’siyat. Rasulullah SAW mencegah manusia dari siksa api neraka, demikian pula Ayah mencegah keluarganya dari siksa api neraka.
Bila untuk melaksanakan tugas kerasulannya itu Muhammad Rasulullah SAW, manusia paling mulia dan kekasih Allah SWT, diwajibkan untuk memiliki akhlaq yang agung, bagaimana mungkin seorang ayah akan melaksanakan tugas kepemimpinannya di keluarga tanpa akhlaq mulia? Akhlaq mulia adalah air kehidupan bagi keluarga bagaikan air menghidupkan tanaman. Air akan menjadikan bibit, pupuk dan obat berfungsi dengan baik dan maksimal bagi pertumbuhan tanaman. Begitu pula akhlaq karimah akan mengalirkan perilaku yang baik, pemikiran yang cerdas dan ibadah yang kuat pada seluruh anggota keluarga.
Hari ke-8 Romadlon Pak Bakri bangun pukul 03.30. Sebelum tidur telah disiapkannya peci, baju koko, pakaian dalam dan sarung yang akan dipakainya sholat subuh ke masjid. Handuk sudah tergantung di kamar mandi. Untuk masuk ke kamar mandi dia harus melewati dapur. Ruang 2,5x3 m2 di sebelah ruang tengah itu ditembok lagi 1,5x1m2 untuk kamar mandi. Sisanya adalah dapur.
Dilihatnya istrinya sudah siap menghidangkan santapan sahur. Hasanah seperti biasa ikut membantunya. Nurul masih belum bangun. Kedua anaknya ini bukanlah anak yang berprestasi di sekolah. Hasanah lulusan SMK swasta. Setelah lulus dia sempat mengambil kursus komputer. Tapi karena motivasinya kurang dan masalah biaya, kursus tak dapat diselesaikannya. Nurul masih kelas dua SMA swasta. Tentu karena tidak diterima di SMA negri. Sebenarnya Pak Bakri adalah guru SMA negri di kotanya. Dia bisa memasukkan Nurul di sekolahnya. Tapi karena tahu kemampuan anaknya, dia malu untuk memaksakan anaknya.
Pak Bakri merenung. Terbayang lagi peristiwa ketika anaknya masih kecil. Sering sekali dia memukul dan mencubit anaknya. Terutama Hasanah. Sampai masih ada tanda biru di tengah pahanya sebelah kiri. Setiap kali Hasanah tidak mau belajar dia akan membentaknya. Kalau anaknya menangis dia tidak tahan lagi dan akan memukul pahanya atau mencubitnya sambil diputar. “Kamu ini anak guru harus pintar dan juara kelas”, begitu kata-kata bentakan yang sering keluar dari mulutnya. Sampai kelas satu SMP dia masih suka memukul atau mencubit Hasanah. Setelah itu dia menghentikan pukulan dan cubitan tapi bentakan dan kata-kata kasar masih sering diucapkannya. Pak Bakri menghela nafas panjang berkali-kali. “Ya Allah, bagaimana mungkin perilakuku yang seperti itu dapat mengantarkan harapan dan cita-citaku agar anak-anakku menjadi anak yang pandai, mandiri dan thoat kepada-Mu”, keluhnya. Ketakutan dan mungkin juga kebencian telah mendahului pandangan Hasanah dan Nurul terhadap ayah mereka, karena perilakunya yang jauh dari akhlaq karimah. Bagaimana mungkin mereka mampu menerima nasehat ayah mereka untuk ibadah dan belajar dengan baik. Hatinya hampir tertutup untuk menerima, memasrahkan diri dan ridlo kepada Ayahnya.

MUTIARA HIKMAH :
1. Allah SAW berkehendak mengaruniai akhlaq yang agung kepada Rasulullah SAW untuk mengemban tugas sebagai rohmatan lil-alamin
2. Akhlaq Rasulullah SAW adalah kunci keberhasilan dakwah beliau
3. Seorang Ayah adalah rohmat bagi keluarganya. Agar berhasil menjalankan tugas kunci keberhasilannya adalah akhlaq karimah

2 komentar:

mastoeloez mengatakan...

Jadi inget lagu "Oemar Bakrie" cipt. Iwan Fals.... Ayo terus maju pak Haji.... Allahu Akbar!!!!

mastoeloez mengatakan...

Jadi inget lagu "Oemar Bakrie" cipt. Iwan Fals.... Ayo terus maju pak Haji.... Allahu Akbar!!!!