Minggu, 01 Februari 2009

TIGA GOLONGAN PENDAKI

TIGA GOLONGAN PENDAKI
~ Anom Wiratnoyo bin Sutardjo – AM22 ~
Kritik dan Saran : HP 0817100099; e-mail anomwiratnoyo@yahoo.com

Allah SWT berfirman (QS 41:30-32) yang artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan Kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu’. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tersebutlah serombongan pendaki gunung pagi-pagi buta telah berangkat ke gunung Gede. Semua bertekad, “Aku harus sampai ke puncaknya”. Setelah sampai di kaki gunung sebagian menyerah dan berhenti disitu. Ternyata semangat mereka hanyalah hiasan di bibir saja. Mereka tidak melakukan pendakian walau sejengkal pun. Sebagian lagi mendaki tapi berhenti di tengah jalan, memasang tenda dan tidur di tengah perbukitan yang penuh pohon besar.
Hanya sebagian kecil pendaki sampai ke puncak. Mereka dipenuhi rasa bangga, puas dan penuh syukur. Tebing terjal tidak mematahkan semangatnya. Jurang yang dalam tidak menjadikannya gentar. Semak berduri tidak menjadi hambatan yang berarti. Binatang buas dihadapinya dengan gagah berani. Puncak, adalah satu-satunya fokus perasaan, pikiran dan tindakannya. Itulah amal hamba ahli ibadah yang hatinya mampu menembus puncak hikmah dan ni’mat di balik beratnya amal Romadlon. Malam-malam Romadlon dilaluinya dengan tarawih, sholat sunnah, tadarus dan tahajud dengan penuh khusyu’. Siang hari dilalui dengan puasa, amal sholeh, sedekah dan sebagainya dengan tetap menjaga adab-adabnya. Sampailah ia pada puncak Romadlon, dan jika beruntung mendapat kemurahan Zat Yang Maha Pemurah akan mencapai Lailatul Qodar. Amin ya Allah ya Robbal ‘Alamin.
Adapun kelompok pertama yang menyerah sebelum mendaki, bagaimana mungkin ia dapat meni’mati indahnya puncak gunung. Itulah hamba yang lemah. Menjelang Ramadhan mereka sibuk dengan ziarah kubur, saling mengucapkan selamat puasa dan meminta maaf melalui SMS-an, atau membersihkan karpet masjid/mushola. Ketika masuk Romadlon tidak melakukan amalan sunnah dan kebaikan apa pun. Bahkan puasa pun tidak.
Demikian pula kelompok kedua yang berhenti di tengah jalan, hanya puas dengan pemandangan dari bukit yang rendah. Ditemani oleh pohon-pohon besar yang menyeramkan. Itulah hamba yang melaksanakan sholat tarawih di awal Romadlon dan meninggalkannya di tengah Romadlon. Tadarus di awalnya dan berhenti sebelum khatam. Tidak ada amal sunnah dan kebaikan yang bertambah di bulan Ramadhan. Bahkan yang wajib pun hampir-hampir mereka tinggalkan. Jika kuat pun hanyalah karena malu, masa ngaku muslim tapi tidak puasa, bukan karena Allah.
Istiqomah adalah kunci ibadah. Istiqomah adalah rahmat Allah SWT. Istiqomah adalah melakukan sesuatu terus-menerus dan berulang-ulang. Dalam beribadah sering kali kita tidak tahu ujungnya. Bahkan apa yang sedang kita lakukan sering tidak menyadarinya. Kita hanya tahu bahwa yang kita lakukan ini adalah perintah Allah. Lakukanlah terus-menerus secara istiqomah. Rahmat Allah SWT akan mengantarkannya menuju buah dan hasil yang memuaskan, yaitu kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat. Bukankah pendaki gunung itu pun tidak tahu apakah akan sampai ke puncak. Yang mereka tahu hanyalah terus-menerus mengayunkan langkahnya. Pantang menyerah, apa pun rintangannya. Akhirnya mereka sampai ke puncak.
Ramadhan tahun ini, wahai saudaraku Jam’an Marhuman, jangan menyerah, jangan berhenti di tengah jalan. Istiqomahlah tarawih, tadarus dan amalan sunnah lainnya. Teruslah memohon, Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Teruslah istighfar, Allah akan mengampuni dosa-dosa kita. Teruslah ibadah. Rasakanlah detik demi detik sholat tarawih, seolah kita berada dalam antrian di padang Mahsyar. Teruslah tadarus, jadikanlah hati kita dekat dan Allah sedang menjawab kegundahan dan pertanyaan hidup kita. Semoga Allah membebaskan kita dari siksa api neraka. Dan semoga Allah SWT melimpahi kita ni’mat lailatul-qodr. Amin ya Allah ya Robbal alamin.

Tidak ada komentar: